Anthurium berasal dari bahasa Yunani yaitu anthos yang berarti bunga dan oura yang berarti ekor.
Tanaman ini tumbuh secara alami di hutan hujan Amerika Selatan dan Tengah. Habitat endemik Anthurium adalah daerah tropis lembab dengan kelembaban relatif tinggi dan curah hujan rata-rata cukup tinggi, sangat sedikit spesies yang berasal dari daerah yang agak kering, seperti beberapa bagian Meksiko yang menghasilkan spesies endemik seperti A. halmoorii Crot, A. scchlenchtendalii ssp jimenezii (Matuda), serta A. nizadense (Matuda).(Lingga, 2007; 21)
Anthurium diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke 18 dibawa oleh bangsa Belanda.
Di Indonesia, tanaman ini sering disebut sebagai tanaman kuping gajah karena bentuk daunnya yang lebar
Anthurium memiliki variasi motif daun yang beragam dan merupakan keunggulan yang memungkinkan untuk membuat silangan-silangan baru (Purwanto, 2007: 7).
Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Diperkirakan ada lebih dari sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium.
Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa dormansi. Di habitat aslinya, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di batang pohon atau benda lain sebagai tempat tumbuh. Meskipun demikian, anthurium tidak bergantung pada inang atau tempat dia bergantung, sebab anthurium dapat memproduksi makanannya secara mandiri. Selain bersifat epifit, juga bisa bersifat litofit (lithophytes), yaitu mampu tumbuh di atas batu-batuan. Anthurium dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan.
Ada dua jenis Anthurium yang dikenal oleh masyarakat, yaitu Anthurium daun dan Anthurium bunga. Anthurium bunga menonjol keindahan seludang bunganya yang berwarna cerah dan mengkilap. Berbeda dengan Anthurium bunga, Anthurium daun lebih mengekspos keindahan daunnya. Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan tatkala dewasa
Bentuk daunnya sangat beragam, ada yang bergelombang, mirip daun sawi, atau meliuk-liuk mirip keris. (Redaksi AgroMedia, 2007: 45).
Morfologi Anthurium
Akar
Akar anthurium berserat, kecil, bulat dan panjang. Akar yang sehat berwarna putih dan tumbuh lurus kecuali terhalang. Anthurium juga memiliki akar saat batang tumbuh.
Batang
Anthurium mempunyai batang lunak, basah (herbaceous) dan berbuku – buku tempat melekatnya tangkai daun. Setelah tanaman menjadi dewasa, pada batangnya akan ditumbuhi oleh akar dan membesar. Kebanyakan anthurium berbatang pendek. Batang tersebut sering tidak terlihat karena tertutup oleh akar, tangkai daun atau daun yang cukup lebat. Diameter batang bisa bervariasi dari 2 cm – 10 cm tergantung jenis dan usia. Bentuknya bulat lebih mirip rimpang dengan ruas yang pendek.
Daun
Perbedaan spesies Anthurium dideteksi dari daun, bisa berdasarkan bentuk, motif tulang daun, warna, maupun ukuran. Daun anthurium umumnya berwarna hijau, bervariasi dari hijau muda, hijau tua, hijau dengan lapisan keperakan, hijau kecoklatan. Warna tangkai daun juga beragam, antara lain hijau, coklat, atau merah. Anthurium bisa mengalami mutasi genetik sehingga mengalami perubahan pigmen daun dari kondisi alamnya. Perubahan pigmen ini bisa terjadi menyeluruh (Albino) atau sebagian, yang kemudian sering disebut sebagai variegata.
Variegata pada anthurium muncul dalam beberapa tipe:
- Splashed, berupa warna kuning yang samar-samar yang muncul di antara warna hijau dan tampak seperti sapuan kuas
- Clusted, berupa bercak kuning atau putih kecil yang menyebar
- Broadly, bercak lebar berwarna kuning atau putih meninggalkan bercak lebar
- Blocked, mirip dengan Broadly tetapi warna variegatanya lebih nyata dan lebih luas dibandingkan warna hijaunya
Bunga dan Buah
Bunga Anthurium berumah satu, artinya dalam satu bunga terkandung sel kelamin betina dan sel kelamin jantan. Struktur bunga anthurium mirip dengan anggota Aracease lainnya, yaitu terdiri atas spathe (seludang), spadik (tongkol), dan tangkai bunga (peduncle). Semua bagian bunga tersebut menjadi satu kesatuan dan berbentuk seperti ekor, karena itulah menjadi dasar ilmiah dinamakan sebagai bunga ekor.
Sebagian besar orang mengira, spathe (seludang) itulah bunga anthurium karena ukurannya lebar dan berwarna. Bunga yang sebenarnya melekat pada spadik. Bunga jantan dan betina tidak matang pada saat bersamaan. Bunga betina matang terlebih dahulu ditandai dengan adanya lender bening di permukaan spadik. Bunga jantan ditandai dengan adanya semacam tepung berwarna putih atau kekuningan. Penyerbukan akan berhasil jika membentuk benjolan-benjolan yang akan tumbuh menjadi butiran.
Buah tanaman Anthurium berbentuk bulat dan menempel pada bagian tongkolnya. Buah yang masih muda berwarna hijau, akan tetapi setelah masak akan berubah menjadi merah. Biji yang telah masak akan terlepas dari bagian tongkolnya. . Biji yang baik dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan generatif
Perbanyakan Anthurium
Pada dasarnya, teknik perbanyakan anthurium ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari cara generatif melalui biji, cara vegetatif melalui stek batang (potong bonggol), pemisahan anakan, maupun secara modern dengan menggunakan sistem kultur jaringan.
Di antara beberapa cara perbanyakan anthurium ini, perbanyakan anthurium melalui biji dan perbanyakan anthurium melalui setek batang adalah yang paling umum dilakukan. Umumnya, perbanyakan dengan biji akan berpotensi menghasilkan varian baru yang berbeda dengan induknya. Hybrid – hybrid baru di hasilkan dari perbanyakan secara generatif dengan melakukan penyerbukan buatan. Sedangkan perbanyakan secara vegetatif akan menghasilkan keturunan yang identik dengan induknya.
Perawatan
- Media
Media berperan besar agar anthurium tumbuh sehat dan tampil prima. Anthurium sebaiknya ditanam di media yang sifatnya porous tetapi dapat menyimpan air dalam jumlah yang cukup sehingga bisa menjaga kelembaban media.
Media yang terlalu padat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat karena akar sulit berkembang di dalam media. Selain itu media yang pada umumnya akan menyimpan air dalam waktu yang lama sehingga media menjadi terlalu basah dan lembab. Media yang terlalu basah akan membuat akar tanaman menjadi busuk.
Penggantian atau penambahan media dilakukan sesuai pertumbuhan tanaman. Begitu pula pot yang dipergunakan juga disesuaikan dengan ukuran tanaman. Pilihla pot dengan drainase yang baik, sehingga dengan kombinasi media yang sesuai dan pot yang memiliki drainase yang baik akan memberi efek yang baik buat tanaman.
- Cahaya
Habitat anthuriam adalah daerah tropis basah, sehingga anthurium memerlukan sirkulasi udara yang baik dan cahaya yang cukup. Anthurium tidak menyukai cahaya matahari secara langsung. Paparan sinar matahari secara langsung akan menyebabkan daun menjadi layu, menguning, terbakar dan akhirnya rontok.
Jika diletakkan di tanam di pot dan diletakkan dalam ruangan, maka merotasi tanaman terhadap arah cahaya menjadi wajib hukumnya. Jika posisi tidak pernah diubah (diputar agar mendapatkan cahaya matahari secara merata), maka susunan daun akan tumbuh tidak beraturan dan akan tumbuh bengkok mengarah ke datangnya cahaya. Hal ini tentunya akan berpengaruh ke penampilan tanaman
- Air
Air merupakan komponen penting agar anthurium bisa tumbuh dengan baik. Air dibutuhkan untuk membantu penyerapan unsur hara. Jika kekurangan air maka daun tanaman akan layu kemudian menguning. Jika tidak segera diatasi maka tanaman akan mengalami layu permanen yang berujung kematian.
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan dan media yang dipergunakan. Penyiraman yang berlebihan akan menghambat kinerja akar dan berpotensi menimbulkan penyakit bagi tanaman.
- Pemupukan
Pupuk diperlukan tanaman sebagai sumber nutrisi atau hara. Di dalam pupuk terkandung beberapa unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Yang utama adalah Nitrogen (N), Phosphor (P) dan Kalium (K). Sisanya berupa unsur hara mikro, yaitu dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit.
Pertumbuhan anthurium tergolong lambat. Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan secara bijaksana, sesuai dengan pertumbuhan dan kebutuhan tanaman. Kelebihan pupuk akan menyebabkan tanaman keracunan bahkan bisa mengakibatkan kematian, sedangkan kekurangan pupuk akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak optimal.
Ada 2 hal penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemupukan, yaitu kesehatan tanaman dan kondisi lingkungan. Jika tanaman sakit, jangan diberikan pupuk terlebih dahulu, karena tanaman tidak akan mer espon (menyerap) pupuk dengan baik sebelum sakitnya teratasi.
Kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap aplikasi pemupukan. Pada musim hujan, tunas muda anthurium rentan busuk, maka kurangi frekuensi pemupukan. Pemberian pupuk butiran bersifat slow release merupakan langkah yang baik untuk mengurangi resiko over dosis. Selain pupuk butiran juga bisa dipadu dengan pupuk cair, bisa berupa pupuk daun atau pupuk cair yang disiramkan ke media tanam.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monokotilone
Ordo : Alismatales
Family : Araceae
Sub family : Aroidae
Genus : Anthurium
Spesies : Anthurium sp.
Lingga, Lanny. 2007. Anthurium. Garamedia Pustaka Utama, Jakarta
Purwanto, Arie W..2007. Anthurium: Tanaman Daun Eksotik, Kanisius, Yogyakarta, cetakan 5
Trubus. 2007. Anthurium, 175 jenis ekslusif, 350 foto. Trubus Swadaya, Jakarta
https://agromedia.net/perbanyakan-anthurium-melalui-biji-dan-setek-batang-2